Selasa, 21 November 2017

Anniversary Wedding ala Backpacker

Anniversary Wedding ala Backpacker

BUKAN waktu singkat kita mengarungi #7 tahun bersama. Wujudnya ada pada sosok Nadia Nasrun yang beranjak rewel dan lebih kritis. Umurnya 5 tahun 10 bulan 27 hari, saat ini.

Sesekali dia sudah minta adik lelaki. Hmm, permintaan yang sulit dijawab. Itu juga alasannya kita di Bali hari ini, karena permintaanmu ini lebih bisa diwujudkan nak. Selebihnya kita berserah diri saja pada Allah Swt.

Oh ya, semalam kita terjebak macet setidaknya ditiga titik dari perjalanan Pura Ulun Danu Beratan,candikuning-Bedugul. Ada perayaan Hari Raya Galungan yang begitu sakral di sini.

Semalam juga Psm Makassar Pasukan Ramang tumbang di tangan Bali United FC. Asa juara musim ini pupus. Sementara warga di sini bersorak membusung dada. Ini yang membuat liburan kita makin membekas....

http://nasrun-nur.blogspot.co.id/2017/11/dinner-romantis-di-pantai-jimbaran.html?m=1

Tetapi sudahlah, perjalanan kita tetap mesti berlanjut. Besok kita masih bisa hunting destinasi yang lain. PSM juga masih mungkin jawara musim depan.

Waktunya berkemas, ambil koper dan pesan Grab ke Ngurah Rai International Airport Denpasar. Jangan lupa masukkan sarung bali pesanan nenek dan oleh-oleh untuk kai.

#LiburanNadia
#BaliDay
#7Nov2017
*mnnmnn

Jumat, 17 November 2017

Fokus Jelang Deadline

Fokus Jelang Deadline

Jangan salah fokus, ini soal duet maut @armansewang n B'Jay yang lagi genting. Hari ini mereka kompak pakai kopiah.

Sesekali B'Jay berteriak: laku sempak ko? Arman hanya menimpail: Sarei bayao,.... Kalau sudah begini, saya makin menggelepar tertawa di bilik sebelah.

Selamat mengejar deadline.

#redaksiFAJAR
#RUNtobe
*mnn


Minggu, 12 November 2017

Dinner Romantis di Pantai Jimbaran

Dinner Romantis di Pantai Jimbaran

MAKAN malam bisa di mana saja. Tetapi memilih berbaur dengan bule di tepi pantai, jelas berbeda. Kesannya western.Ya beda, karena kami memilih tempat yang memasang label halal. 
Waktu pramusaji menawarkan daftar menu tuna bikin terbelalak. Saya bergumam pelan, ada nasi goreng gak ya?. Tak lama, mi dan nasi goreng seafood tersaji.
Saya pesan jeruk hangat, Rianti Densi Nasrun memlih mix juice. Kami makan lahap. Juga sempat negmil dua tongkol jagung bakar. Itu cukup untuk bertiga.
Ada lilin menyala remang di atas karpet merah tempat saya menaruh lengan. Sungguh ini malam yang indah. Gazebo dadakan ini membuat kami betah berlama-lama.
Bintang yang tertutup mendung, diganti kerlip pesawat take off di Bandara I Gusti Ngurah Rai. Jelas terlihat dari Pantai Jimbaran tempat kami menunggu senja berlalu.
Di sini kamipun bermanja ria, tentu dengan cara kami. Tidak perlu saling berpelukan dan melumat. Cukup menuliskan nama Nadia Nasrun di pasir pantai ini. Hmmmmm.

https://nasrun-nur.blogspot.co.id/2017/11/anniversary-wedding-ala-backpacker.html?m=1

Jumat, 10 November 2017

Misteri Perubahan Warna Langit

Jelang Waktu Shalat

1. Waktu Sholat Magrib

Menjelang waktu Maghrib, alam berubah ke warna merah dan di waktu ini kita kerap dinasihatkan oleh orang-orang tua agar tidak berada di luar rumah. Ini karena spektrum warna pada waktu ini menghampiri frekuensi jin dan iblis (infra-red) dan ini bermakna jin dan iblis pada waktu ini amat bertenaga kerana mereka beresonansi dengan alam. Mereka yang sedang dalam perjalanan juga sebaiknya berhenti dahulu pada waktu ini (solat Maghrib dulu ). Rahasia waktu Maghrib atau warna merah ialah keyakinan, frekuensi otot, saraf dan tulang.

Tahukah anda bahwa warna merah yang dipancarkan oleh alam ketika itu mempunyai resonansi yang sama dengan jin dan syaitan. Kita lebih baik untuk berada di dalam rumah pada waktu magrib ini.

2. Waktu Sholat Isya

Apabila masuk waktu Isya, alam berubah ke warna merah dan seterusnya memasuki fasa Kegelapan. Waktu Isya ini menyimpan rahasia ketenteraman dan kedamaian dimana frekuensinya bersamaan dengan sistem kawalan otak.

Mereka yang kerap ketinggalan Isyanya akan selalu berada dalam kegelisahan. Alam sekarang berada dalam Kegelapan dan sebetulnya, inilah waktu tidur dalam Islam dimana keseluruhan sistem tubuh berada dalam keadaan rileks/istirahat.

3. Waktu Sholat Subuh

Apakah anda memperhatikan waktu selepas menjelang siang, warna langit itu (kalau cerah) berwarna biru yang diselingi dengan merah (orange) yang dihasilkan oleh sinar mentari yang mau terbit.

Dalam islam tidur setelah subuh itu tidak dianjurkan karena bisa kehilangan rezeki Seperti Sabda Rasulullah:

"Ya Allah berikanlah berkah kepada umatku di pagi harinya,"

(HR. Abu Dawud no. 2606, Tirmidzi no. 1212, Ibnu Majah no. 2236, shahih At-Targhiib waTarhiib no, 1693)

Selain itu, mengapa kita tidak dibenarkan tidur selepas subuh adalah karana warna biru mempertenagakan kelenjar tyroid. Bila kelenjar tyroid kita lemah seseorang itu akan mengalami masalah kehausan sepanjang hari.

Pada Waktu Subuh Alam berada dalam spektrum warna biru muda yang bersamaan dengan frekuensi tiroid yang mempengaruhi sistem metabolisma tubuh. Jadi warna biru muda atau waktu Subuh mempunyai rahasia yang berkaitan dengan rizki dan komunikasi. Mereka yang kerap tertinggal waktu Subuhnya ataupun terlewat secara berulang-ulang kali, lama kelamaan akan menghadapi masalah komunikasi dan rizki.

Ini karena tenaga alam yaitu biru muda tidak dapat diserap oleh tiroid yang mesti berlaku dalam keadaan roh dan jasad dalam keadaan tidur dalam arti kata lain lebih baik terjaga daripada tidur. Disini juga dapat kita ambil hikmah untuk solat di awal waktu.

Bermulanya saat azan Subuh, tenaga alam pada waktu itu berada pada tahap optimum. Tenaga inilah yang akan diserap oleh tubuh melalui konsep resonansi pada waktu rukuk dan sujud. Jadi mereka yang terlewat Subuhnya sebenar sudah mendapat tenaga yang tidak optimum lagi.

4. Waktu Sholat Dzuhur

Ketika ini warna kuning mendominasi atmosfera. Mengurangi makan pada waktu kuning (siang hari) ialah amalan yang terbaik untuk menjaga supaya pemikiran menjadi kreatif, tajam, dan peka. Ini adalah mengapa kita amat digalakkan untuk melakukan puasa sunah Senin dan Kamis untuk menggurangi beban kerja organ pencernaan.

Spektrum warna pada waktu ini bersamaan dengan frekuensi perut dan hati yang berkaitan dengan sistem pencernaan. Warna kuning ini mempunyai rahasia yang berkaitan dengan keceriaan. Jadi mereka yang selalu ketinggalan atau terlewat Zuhurnya berulang- ulang kali dalam hidupnya akan menghadapi masalah di perut dan hilang sifat cerianya.

5. Waktu Sholat Ashar

Kemudian warna alam akan berubah kepada warna orange, yaitu masuknya waktu Ashar di mana spektrum warna pada waktu ini bersamaan dengan frekuensi prostat, uterus, ovarium dan testis yang merangkumi sistem reproduktif.

Rahasia warna orange ialah kreativitas. Orang yang kerap tertinggal Asar akan hilang daya kreativitasnya dan lebih malang lagi kalau di waktu Asar dipakai buat tidur. (berbagai sumber)

Senin, 03 September 2012

Teologi Pembebasan Ali Syari'ati


Oleh: DR. Sabara, M.Fil.I.
Dari Teosentris Hingga Teomorphis.

Manusia = Ruh Allah + lempung busuk (Ali Syari'ati)1
Ali Syari'ati memulai pembahasannya tentang manusia dimulai dari filsafat penciptaan Adam. Dalam pandangan Syari'ati, Adam adalah simbol representatif dari manusia secara keseluruhan. Dalam menafsirkan penciptaan Adam, Syari'ati membahas kejadian Adam yang diciptakan dari Ruh Allah dan lumpur busuk. Kedua term tersebut dimaknai secara simbolik, Lumpur busuk bermakna kerendahan, stagnasi, dan pasivitas mutlak. Sedangkan Ruh Allah adalah simbol dari gerakan tanpa henti menuju kesempurnaan dan kemuliaan yang tidak terbatas.2

Manusia adalah sintesa dari kedua hal tersebut, dan kedua hal tersebut (lumpur busuk dan Ruh Allah)) senantiasa tarik menarik dan akhirnya akan memaksa manusia untuk memilih salah satunya.3

Pada masa awal penciptaannya manusia berada pada titik netral, dan seiring dengan perjalanan hidupnya manusia melakukan gerak evolusi, baik evolusi progresif menuju Ruh Allah maupun evolusi regresif menuju lumpur busuk. Jika manusia melakukan evolusi progresif maka manusia akan tiba pada kemuliaan dan kesempurnaannya yang hakiki ("bersatu denganNya"). Sedangkan jika yang terjadi adalah evolusi regresif maka manusia jatuh derajatnya dan hanya setara dengan lumpur busuk, yang dalam bahasa Alquran disebut lebih jelek dari binatang ternak.

Setelah Tuhan menciptakan Adam, kemudian Tuhan mengajarkan kepada Adam pengetahuan tentang "nama-nama" segala sesuatu. Jadi dalam penciptaan manusia, Tuhan adalah pencipta sekaligus sebagai guru pertama bagi manusia. Dan selanjutnya, manusia kemudian tampil sebagai pemberi nama bagi dunianya. Karena "perlakuan" Tuhan yang begitu istimewa kepada manusia, malaikat pun protes kepada tuhan, karena Tuhan telah mengistimewakan manusia. Menanggapi protes malaikat tersebut, Tuhan pun kemudian meminta Adam untuk mendemonstrasikan kemampuannya di hadapan para malaikat, lalu Tuhan menyuruh malaikat untuk sujud kepada Adam. Syari'ati menyatakan, sujudnya malaikat kepada Adam adalah perlambang dari humanisme. Derajat manusia diangkat sedemikian rupa setingkat lebih tinggi dari para malaikat suci. Ketinggian derajat manusia atas malaikat bukanlah karena rasialisme, melainkan karena manusia memiliki pengetahuan.4

Satu hal yang menarik dalam falsafah penciptaan manusia menurut Syari'ati, yaitu hanya manusia sajalah yang diberikan amanah oleh Tuhan untuk mengemban tugas sebagai khalifahNya. Oleh karena manusia memiliki kemampuan dan keyakinan untuk mengemban tugas berat tersebut. Maka terbuktilah bahwa manusia dianugerahi oleh Tuhan keberanian, keutamaan, kearifan dan kebijakan di alam semesta. Manusia bukan hanya sekedar sebagai khalifahNya, melainkan juga pengemban amanahNya, dan penjaga karuniaNya yang paling berharga. Beliau mengutip pernyataan Jalal al-Din al-Rumi, bahwa amanat dan karunia Tuhan itu adalah kehendak bebas.5

Syari'ati membagi manusia ke dalam dua kategori, yaitu insan dan basyar. Basyar adalah keberadaan manusia dalam tahap makhluk yang biasa (being), yang tak memiliki kemampuan berubah sebagaimana makhluk Tuhan yang lain. Basyar dalam istilah Alquran memiliki kesamaan arti dengan istilah l'etre en soi atau being in self  (ada dalam diri) dalam filsafat eksistensialisme Jean Paul Sartre. Bering in self  adalah modus keberadaan manusia yang statis, pasif, netral (tidak afirmatif dan tidak juga negatif), dan tanpa tujuan.6

L'etre en soi sebagaimana basyar adalah keberadaan manusia sebagai "seonggok" benda yang tak memiliki kesadaran dan kehendak bebas. Sedangkan insan adalah manusia dalam artian "menjadi" (becoming). Atau dengan kata lain insan adalah keberadaan manusia yang telah diberikan daya oleh kekuatan Ruh Ilahi, sehingga mampu bergerak dinamis.

Konsep insan dalam pemikiran Syari'ati identik dengan konsep l'etre pour soi atau being for self (ada untuk diri). L'etre pour soi adalah modus keberadaan manusia yang berbeda dengan l'etre en soi. L'etre pour soi adalah modus keberadaan manusia yang memiliki kesadaran akan diri dan realitas disekitarnya dan kehendak bebas dalam menentukan pilihannya, sehingga manusia dapat melakukan gerak aktif dan dinamis sebagai makhluk yang "menjadi". Pembagian Syari'ati terhadap dua kategori keberadaan manusia ini sangat mungkin diinspirasi oleh pemikiran eksistensialisme Jean paul Sartre. Namun, berbeda dengan Sartre, Ali Syari'ati gerak kemenjadian manusia memiliki tujuan yang jelas yaitu Allah sebagai sentrum dan modus eksistensi. Ali Syari'ati mengkritik Sartre dengan menyatakan moral eksistensialismenya dan konsekuensi-konsekuensinya yang menggelikan.7

Menurut Ali Syari'ati, manusia sempurna atau manusia ideal adalah khalifah Tuhan yang menerima amanah Tuhan berupa kesadaran diri, kehendak bebas, dan kreatifitas yang mewujud dalam diri manusia sebagai makhluk dua dimensi. Dengan adanya pertarungan dua unsur dalam diri manusia  (Ruh Allah dan lumpur busuk) memungkinkan manusia untuk berproses menjadi manusia ideal (insan kamil). Karena dengan adanya potensi kesadaran, kehendak bebas, dan kreatifitas yang dimiliki manusia, memungkinkan bagi manusia untuk melakukan pertarungan "di dalam dirinya sendiri", dan berakhir dengan kemampuan manusia untuk memenangkan dimensi Ruh Allah atas unsur lumpur busuk, dengan berakhlak sebagaimana akhlak Allah.8

Manusia ideal adalah manusia theomorphis,9 yaitu manusia yang dalam pribadinya, ruh Allah telah memenangkan pertarungan atas belahan dirinya yang berkaitan dengan lumpur busuk, sebagai representasi Iblis. Manusia ideal, adalah manusia yang telah terbebas dari kebimbangan dan kontradiksi dari "dua infinita".10 Menurut Syari'ati manusia ideal, memiliki tiga ciri utama, yaitu kebenaran, kebaikan, dan keindahan. Dengan kata lain manusia ideal adalah manusia yang mampu memadukan secara integral pengetahuan, akhlak, dan seni dalam dirinya. Ia adalah khalifah Allah yang komitmen terhadap tiga anugerah Allah kepadanya, yaitu kesadaran diri, kehendak bebas, dan kreatifitas. Manusia ideal adalah khalifah Allah yang telah menempuh jalan penghambaan yang sukar sembari memikul beban amanah, hingga ia sampai ke ujung batas dan menjadi khalifah dan "pemegang amanahNya".11 Manusia theomorphis adalah manusia yang berakhlak sebagaimana akhlak Allah.

Manusia menjadi ideal bukan karena menjalin hubungan pribadi dengan Tuhan seraya mengesampingkan urusan kemanusiaan, dan bukan pula manusia yang menafikan Tuhan dalam gerak kehidupannya. Manusia menjadi sempurna, justru karena terlihat dalam perjuangan kesempurnaan umat manusia secara menyeluruh.12 Menurut Syari'ati, manusia menjadi ideal adalah dengan menemukan dan memperjuangkan umat manusia, dan dengannya ia akan "menemukan" Tuhan. Dengan kata lain manusia ideal adalah manusia yang tidak meninggalkan alam dan sesama manusia,13 sembari di saat yang sama ia terus melakukan "hubungan mesra" dengan Tuhan sebagai kekasihnya.

Syari'ati dengan sangat puitis mendeskripsikan mausia ideal tersebut sebagai manusia yang akalnya senantiasa berpikir filosofis, tapi hal ini tidak lantas membuatnya terlena atas nasib umat manusia. Keterlibatan politik tidak membuatnya demagog dan riya. Ilmu tidak membuat keyakinan dan cita-citanya menjadi luntur. Sedangkan keyakinannya tidak menumpulkan akalnya dan menghalangi deduksi logisnya. Kesalehan tidak membuatnya menjadi pertapa yang tak berdaya (asketik). Aktivitas sosial tidak membuat tangannya ternoda oleh immortalitas. Manusia ideal adalah manusia jihad dan ijtihad, manusia syair dan pedang, manusia kesepian dan komitmen. Emosi dan genius, kekuasaan dan cinta kasih, keyakinan dan pengetahuan. Dia adalah manusia yang menyatukan semua dimensi kemanusiaan sejati.14

Penggambaran Ali Syari'ati tersebut tentang sosok mansuia ideal nyaris mustahil ditemukan dalam realitas kemanusiaan saat ini yang penuh dengan kepalsuan. Tapi, jika kita kembali pada tujuan sejati penciptaan manusia maka kita akan meyakini secara pasti, disetiap masa pasti ada satu manusia yang dengan kesungguhannya berhasil meraih derajat mulia tersebut.
Khatimah
Ali Syari'ati adalah sosok yang berhasil melakukan transformasi Tauhid, hingga Tauhid menjadi pandangan yang dapat benar-benar hidup dan menyentuh realitas.

Ali Syari'ati memahami agama bukan sebagai kumpulan doktrin yang lebih berdimensi ritual saja. Menurutnya, agama adalah sumber lahirnya kesadaran (awareness), landasan etik (morality), tanggungjawab (responsibility) dan kehendak bebas (free will) yang mampu menggerakkan pemeluknya menjadi kekuatan pembebas dari determinasi ideologi-ideologi multitheism yang menindas. Bagi Ali Syari'ati Tauhid tak sekedar teologi yang diperbincangkan pada ranah keilmuan dan filsafat, tapi Tauhid adalah ideologi paripurna tentang integralisme kehidupan dari yang Satu, dalam kesatuan, menuju Yang Satu.

Bagi Syari'ati, Tauhid dimulai dari pemahaman yang ilmiah, filosofis, dan analitis tentang Tuhan menuju pada pembebasan kemanusiaan universal dari berhala diri dan berhala sosial. Tauhid adalah fondasi ideologi pembebasan yang menegasi segala bentuk diskriminasi menuju pada egalitarianisme (persamaan) manusia..Tauhid adalah spirit perlawanan atas kezaliman dan penindasan berdasar pada nilai-nilai keadilan. Dalam pandangan Ali Syari'ati, Tahid adalah pembebasan (liberasi), persamaan (egalitarianisne), dan keadilan (justice) universal.

Dalam pandangan Ali Syari'ati Tauhid adalah ephisentrum kehidupan dan modus eksistensi. Tauhid meniscayakan pandangan dunia yang teosentrik dengan orientasi menuntun manusia dalam gerak evolusi eksistensial menjadi manusia teomorphis, manusia yang mengatribusi sifat-sifat Ketuhanan. Manusia theomorphis, manusia yang kesadarannya menjulang tinggi ke langit, tapi baktinya menoreh aktivisme di bumi. Cita manusia ideal yang tampil sebagai pembebas. (IRIB Indonesia/PH)

Note: Saya terinspirasi membuka kembali pemikiran Ali Syari'ati yang pernah saya rasakan sebagai penyejuk ilmu waktu kuliah, saat miris melihat kaum Syiah di Sampang yang dizalimi di negeri sendiri,..

Jumat, 08 Juni 2012

Cara mengerem dengan ABS



Anti Lock Brake System atau ABS sudah dikenal di Indonesia sejak tahun 1990-an. Jika dulu sistem ini hanya digunakan oleh mobil-mobil premium, belakangan ini sudah hampir semua mobil kelas menengah menerapkan sistim ini. Sayang banyak pemilik mobil yang menganggap bahwa mobil yang telah dilengkapi ABS memiliki jarak pengereman lebih dekat, sehingga pengemudi terlena dan enggan menginjak pedal rem lebih keras. Selain itu, getaran di pedal rem saat ABS bekerja kerap membuat kaget sehingga pengemudi langsung mengangkat kaki dari pedal rem. Hal ini jelas berbahaya, karena rem menjadi tidak bekerja sama sekali.

Pertama-tama kita harus tahu prinsip kerja ABS. Teknologi ini bekerja berdasarkan kemampuan traksi ban. Saat pengereman darurat, sensor di roda mendeteksi sesaat ban mulai terkunci. Kemudian secara otomatis, komputer memerintahkan piston di kaliper rem untuk melepaskan tekanannya agar ban berputar. Sesaat setelah melepas tekanan, rem bekerja kembali. Proses ini berlangsung sangat cepat dan hal inilah yang membuat getaran di pedal rem.

ABS tidak memperpendek jarak pengereman, namun membuat mobil tetap dapat dikendalikan saat pengereman keras, karena ban masih memperoleh traksi, sehingga pengemudi dapat mengarahkan kendaraan ke posisi aman. Rem dengan ABS tidak efektif saat di jalan tanah atau gravel. Kerikil akan membuat sensor ABS mendeteksi ban tidak mendapat traksi sehingga piston di kaliper akan melepas tekanan lebih cepat.